Beberapa hari ini pikiran saya dipenuhi tentang bagaimana menyajikan makanan yang sehat dan alami bagi keluarga. Sedari dulu, sy tidak pernah menggunakan vitsin, penyedap rasa atau msg, dll. Hari ini saya banyak membaca diinternet dan menemukan banyak pengetahuan baru, khususnya tentang gluten (protein yg terkandung dalam terigu), dari ulasan Pak Wied Harry (pakar kuliner enak sehat alami). Apa itu gluten, dan bgmn dampaknya bagi tubuh. Waah, padahal sy sering mbikin kue2 berbahan terigu.....hmm untuk menghindari sama sekali kayaknya ga mungkin ya, mungkin dibatasi aja 3 hari sekali mengingat kemampuan tubuh kita dalam mencerna gluten (protein dalam terigu) memerlukan waktu 3 hari. Atau membuat cake dengan memodifikasi resep, mengganti tepung terigu dengan tepung pengganti yang gluten free, yaitu bisa memakai tepung beras, tepung kanji/tapioka, maizena, tepung kentang, dll.
Biar ga lupa, ulasannya sy posting disini ^^
Sumber : Pak Wied Harry , Pakar Kuliner Enak-Sehat-Alami
Biar ga lupa, ulasannya sy posting disini ^^
Sumber : Pak Wied Harry , Pakar Kuliner Enak-Sehat-Alami
TEPUNG TERIGU berlimpah kandungan gluten, jenis protein khusus yg sulit dicerna, akan menempel kuat di dinding usus spt lem. "Gluten adalah suatu protein, zat mirip lem yang menyatukan bulir-bulir gandum dan padi-padian tertentu. (Gluten juga melekat di dinding usus seperti lem.) Sensitivitas gluten dapat muncul sebagai gejala ringan seperti kembung, rasa tidak enak di perut, dan pilek, hingga gejala berat seperti sindrom iritasi usus, sakit kepala, migrain, nyeri sendi dan otot, asma, eksem, dan gangguan suasana hati. Mungkin juga timbul gangguan pencernaan yang serius, antara lain penyakit celiac sprue. Pada celiac, vilus (jonjot) usus halus rusak, sehingga mengakibatkan gangguan penyerapan nutrisi yang parah. Hal ini kemudian menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, penurunan berat badan, diare, lesu kronis. [Wied Harry: Beberapa gangguan kesehatan akibat gangguan sistem metabolisme, seperti lupus, autisme, ADHD, juga diduga akibat asupan tinggi gluten.]" Sumber: Buku PENCERNAAN SEBAGAI KUNCI HIDUP SEHAT, Alice M. Sorokie, diterjemahkan dari judul aslinya GUT WISDOM.
1. Kebiasaan makan makanan terbuat dari terigu memberatkan fungsi cerna. Untuk “menangani” gluten, kandungan protein utama dalam terigu yang sulit dicerna, tubuh kita memerlukan waktu 3 kali siklus metabolisme, bisa lebih lama – tergantung berapa banyak dan berapa rajin kita makan makanan terbuat dari terigu. Artinya, gluten dari roti, cake, kue kering, mi, spageti atau jenis pasta lain, yang kita makan pada hari ini, baru dapat terbuang setelah selang 3 hari ke depan. Apa yang terjadi jika kita setiap hari rajin menghabiskan makanan terbuat dari terigu?
2. Sebisanya singkirkan tepung terigu dalam pembuatan makanan yang bisa sepenuhnya tidak menggunakan terigu. Misalnya, gunakan tepung beras untuk makanan gorengan (adonan pelapis pisang/ubi/tempe goreng, rempeyek, dll). Agar adonan tepung beras menjadi lebih rapuh dan renyah setelah digoreng, tambahkan “bahan pelembut” alami ke dalam adonan, a.l. santan, kuning telur. Jika enggan menggunakan santan dan kuning telur, campurkan tepung maizena, tepung sagu/kanji, atau tepung singkong. [Saya selalu menyimpan stok tepung singkong bikinan sendiri. Cara bikinnya gampang: singkong diparut, dijemur kering, haluskan dengan blender/grinder/food processor, ayak. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Pisang goreng dengan lapisan adonan tepung singkong sangat enak!]
3. Untuk penyuka makanan berbahan utama terigu (mi, pasta, roti, bakpau, donat, cake, dll): Jika masih belum bisa berpisah dari terigu, ganti sebagian terigu dengan bahan non-terigu. Dari uji dapur yang saya lakukan, menggunakan bahan non-terigu hingga 60% masih menghasilkan makanan seenak yang 100% terbuat dari terigu. Campuran pengganti terigu bisa menggunakan tepung non-terigu, seperti tepung beras putih/merah/hitam, tepung ketan putih/hitam (sebagian reference menyebutkan tepung ketan masih mengandung gluten, tapi dalam jumlah terbatas), tepung kentang, tepung singkong, tepung jagung, tepung kacang merah/kacang tolo/kacang hijau/kedelai. Untuk campuran non-tepung, gunakan kentang kukus lumat, ubi jalar kukus lumat, singkong kukus lumat, jagung muda lumat (dikukus dulu maupun tanpa dikukus – keduanya memberikan efek citarasa khas berbeda). [Tepung jagung & tepung kacang saya buat sendiri. Caranya: Cuci butir jagung atau kacang merah/kacang tolo/kacang hijau/kedelai, tiriskan. Jemur sampai kering atau sangrai sebentar di atas api kecil hingga kering. Haluskan dengan blender/grinder/food processor, ayak. Simpan dalam wadah tertutup rapat.)
4. Beranikan diri dan gali kreativitas untuk membuat makanan dari bahan utama terigu dengan tepung non-terigu. Tentu saja untuk ini diperlukan spirit hidup sehat-alami yang tinggi, karena kita akan makan makanan dengan tekstur dan citarasa berbeda dari yang sudah terekam dalam otak kita. Contoh: roti dari tepung jagung (bukan tepung maizena ya), mi dan pasta tepung beras/tepung jagung, cake tepung ketan, lapis legit tepung singkong, kue kering tepung sagu/kanji. Selain itu, daripada asyik dengan cake-kue Barat bahan utama tepung terigu, sekarang saatnya menikmati kue-kue tradisional tanpa terigu, seperti kue lapis, kue talam, kue ku, kue bugis, dll.
5. Saatnya untuk mandiri! Mengambil keputusan bagi kesehatan diri sendiri. Sudah siapkah kita jika industri terigu, industri produk makanan berbahan utama terigu, maupun pakar kuliner terus mendesak dan mendikte kita agar lebih banyak makan makanan dari terigu dan/atau mengolah terigu? Semuanya terpulang kepada kita masing-masing.
Resep Brownies Kukus Sehat (Pak Wied Harry)
Jauhi semua bahan tambahan (food additives) sintetis! Seperti pengembang sintetis, pelembut sintetis, pewarna sintetis, pengawet sintetis, dll. Karena semua bahan sintetis –betapa pun itu diijinkan untuk makanan- membebani fungsi ginjal dan hati. Jika terus-menerus terkonsumsi, ginjal dan hati mengalami peradangan, sehingga mengurangi fungsinya dan menimbulkan gangguan kesehatan. Tanpa bahan pengembang dan bahan pelembut sintetis, asal kita kenali dengan baik sifat bahan, serta pahami teknik mengocok gula+telur dan mengaduk adonan, cake enak-sehat-alami dijamin mengembang sempurna dan empuk-lembut!
BROWNIES KUKUS SEHAT
Untuk 20 potong
60 g tepung mocaf/tepung beras campur*/tepung terigu
40 g cokelat bubuk
½ sdt garam
3 butir telur ukuran besar (@70 g)
100 g gula pasir
50 ml minyak goreng
1 sdm minyak goreng untuk olesan
kertas roti untuk alas, potong selebar dasar loyang
1. Campur tepung, cokelat bubuk, dan garam.
2. Olesi loyang 18x8x6 cm dengan minyak goreng, alasi kertas roti. Panaskan dandang untuk mengukus di atas api kecil.
3. Kocok telur dan gula pasir dengan mikser kecepatan paling tinggi hingga adonan mengembang dan kental (20 menit). [Tandanya: jika adonan dituang, tidak mengalir jatuh.] Matikan dan angkat mikser.
4. Masukkan campuran tepung secara bertahap sambil diayak. Lakukan 3 kali; dan setiap kali selesai memasukkan tepung, aduk balik dengan spatula hingga rata. Tuangi minyak goreng, aduk balik hingga rata.
5. Tuang adonan ke dalam loyang, kukus dalam dandang dengan air sudah mendidih, tutup. Besarkan api kompor ke api sedang. Kukus hingga kue masak (30 menit), angkat. Balikkan bronis ke atas rak kue, lepaskan kertas pelapis. Segera balikkan kembali bronis, sisihkan hingga dingin.
6. Lebih enak jika bronis dipotong-potong dan disajikan 3-4 jam berikutnya, karena bronis sudah lembap/tidak kering.
*TEPUNG MOCAF: Mocaf singkatan dari modified cassava flour, merupakan tepung singkong yang telah difermentasikan, sehingga memiliki tekstur antikempal dan kurang memiliki aroma khas singkong. Bisa menggantikan tepung terigu dalam pembuatan cake-kue. Tepung mocaf tidak mengandung gluten seperti tepung terigu. [Jika menginginkan tepung mocaf, bisa dipesan a.l. pada Kainara – Telp. 0813 1756 2730, 021-847 7417, Email kainara.sehat@gmail, situs webwww.kainara.com. Tepung mocaf bisa dikirimkan ke alamat pemesan dengan tambahan ongkos kirim.] –
*TEPUNG BERAS CAMPUR: Satukan 7 bagian tepung beras, 2 bagian tepung sagu/kanji, dan 1 bagian tepung maizena; ayak. Contoh: untuk membuat stok 1 kg tepung beras campur, campur 700 g tepung beras, 200 g tepung sagu/kanji, dan 100 g tepung maizena; aduk rata, ayak. Simpan dalam wadah terutup rapat. Tepung beras campur bisa menggantikan penggunaan tepun terigu dalam pembuatan cake-kue. Berbeda dari tepung terigu, campuran tepung lokal ini tidak mengandung gluten.
TIP KULINER
1. Kukus adonan bronis hanya setelah air dalam dandang sudah mendidih. Jika adonan bronis dimasukkan ke dalam dandang dengan air belum mendidih, bronis tidak mengembang baik, bahkan bantat.
2. Gunakan api sedang ketika mengukus, agar tekstur bronis lembut dan tidak berlubang-lubang, serta bagian atasnya mulus dan tidak bergelombang. Jika adonan bronis dikukus dengan api besar, maka tekstur bronis akan menjadi lebih kasar, kering, dan berlubang-lubang, dengan bagian atas bergelombang.
3. Jika menginginkan bronis kukus dengan tekstur lebih lembut, ganti sebagian putih telur dalam resep dengan kuning telur. Kuning telur bersifat melembutkan cake-kue, karena mengandung lesitin alami yang bersifat melembutkan. Dengan demikian, kita tidak perlu lagi menggunakan bahan pelembut sintetis (emulsifier). Contoh: ganti penggunaan 3 butir telur dengan 2 butir telur + 2 kuning telur. Hanya saja, ada tambahan kandungan kolesterol dalam cake. Namun jika pola makan kita selama ini dominan sayur-sayuran dan buah-buahan segar, tambahan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap kesehatan.
4. Jika telu disimpan dalam lemari es, keluarkan dari lemari es 4 jam sebelum dikocok, agar suhunya stabil (suhu ruang).
INFO NUTRISI
Resep ini sengaja menggunakan minyak goreng (kelapa/sawit), karena tidak mengandung lemak trans sebagaimana margarin yang sepenuhnya mengandung lemak trans. Lemak trans adalah jenis lemak jahat yang secara langsung berpengaruh terhadap kenaikan kadar trigliserida darah, sehingga meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Sementara itu, minyak goreng mengandung lemak jenuh – yang hanya berpengaruh negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
INFO KULINER
Karena tidak menggunakan margarin, bronis kukus sehat ini memiliki daya tahan terbatas (**maksimal** 3 hari). Berbeda dengan bronis kukus menggunakan margarin yang bisa bertahan lebih lama. Nah, ada apa dalam margarin, sehingga bisa membuat bronis kukus lebih awet?
Terima kasih, Artikelnya sangat bermanfaat.
ReplyDeletesangat bermanfaat. terimakasih
ReplyDeleteTerima kasih banyak mbak sudah meluangkan waktu untuk tulisan ini.. 🙏 Sangat bermanfaat sekaliii. Berkahh selalu ibu
ReplyDelete