Cilok (Aci Dicolok)

Bismillah....

Cilok adalah aci (tepung kanji) yang dicolok. Istilah ini populer di Jawa Barat. Kalo di Jawa Timur, biasanya kami (sejauh yang saya tau) nyebutnya pentol :)

Memang favorit ya dimana-mana, abang2 penjual pentol/cilok pasti laris, apalagi kalo rombong/tempatnya terlihat bersih dan enak rasa cilok/pentolnya plus sambel kacangnya. Dulu saya biasa beli di depan kampus UPN Veteran, ada juga penjual langganan yang biasa lewat di perumahan. Kali ini nyoba mbikin sendiri, setelah beberapa kali nyoba akhirnya nemu resep yang cocok. Yaitu resep Mbak Pepy Nasution di web nya Indonesiaeats. Makasiih resepnya yaa Mbak...^^

Resep berikut ini adalah resep setelah saya modifikasi, saya mbikinnya kira2 hampir separuh resep aslinya ^^

Cilok (Aci Dicolok)
Source : Indonesiaeats dengan sedikit modifikasi

Bahan-bahan :
100gr tepung tapioka/sagu
150 gr tepung terigu
165-200 ml air (*ummi: pakai kaldu ayam)

2 sdm udang kering/ebi (*ummi: ga pakai)
3 btg daun bawang, iris tipis
daun seledri secukupnya, rajang halus

air untuk merebus cilok

Bumbu :
1 sdm bawang putih halus atau secukupnya
2 sdt garam atau secukupnya
1/2 sdt merica bubuk

Cara Membuat :
Dalam wadah/baskom, campur tepung terigu, tepung tapioka, daun bawang dan daun seledri. Aduk rata.
Rebus air bersama bumbu hingga mendidih.
Tuang air rebusan tadi ke dalam campuran tepung sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan sendok logam/kayu, karena adonan cukup panas. Hentikan penambahan air jika dirasa adonan sudah cukup kalis. Jangan sampai terlalu lembek. Biasanya kalo airnya pakai 165ml, adonan ga akan lengket/lembek (*ummi : pakai 180ml-200ml, kelembekan tapi empuk hasilnya :))
Setelah hangat, uleni menggunakan tangan hingga benar2 tercampur rata dan kalis. Ambil sesendok adonan, bulatkan.
Rebus air hingga mendidih, masukkan cilok. Rebus hingga cilok mengapung dan lanjutkan merebus kira-kira 10-20 menit hingga cilok empuk.
Angkat dan sajikan dengan sambel kacang atau sambel pecel (*ummi: pakai sambel pecel)

Untuk alot tidaknya hasil cilok ini nanti, juga tergantung takaran air panasnya..., tergantung selera masing2 ya, jika saya dan suami serta anak-anak lebih suka yang empuk, yang saat dimakan dingin juga tetep empuk. Tapi adonannya biasanya lembek (saya pakai air panas 180ml-200ml), jadi tidak bisa dibulat-bulat rapi. Biasanya saya bulat-bulat seperti kalau mbikin bakso, yaitu adonan digenggam lalu ,di keluarkan diantara ibu jadi dan telunjuk, dengan bantuan sendok :)
Kalau pakai air panas 165ml, adonannya akan kalis atau ga lengket, ciloknya memang mudah di bulat2, hasilnya nanti lebih alot (tapi kenyal) dari yang saya bilang tadi, supaya empuk harus direbus agak lama. Bila perlu di kukus lagi supaya empuk, dan sebaiknya disajikan hangat. Kembali ke selera masing-masing ya ^^
Yang jelas, karena takaran tepung terigunya lebih banyak, ciloknya jadi lebih empuk daripada cilok yang takaran tepung terigu dan tepung kanjinya sama :)